Thursday 31 January 2013

10 Langkah Bagi Ayah Ibu Bekerja

Membesarkan anak dengan baik memang tidak mudah bagi pasangan suami istri
yang bekerja. Dengan 10 panduan berikut mudah-mudahan mereka dapat
menjalankan tugas sebagai orang tua & pasangan karier secara seimbang.

Lebih dari 30 tahun terakhir, dengan pelbagai alasan sosio ekonomi semakin
banyak pasangan suami-istri yang harus bekerja. Kegiatan masing-masing
anggota keluarga di luar juga meningkat, akibatnya waktu berkumpul antara
anak dan orang tua atau saudara-saudara mereka semakin sedikit. Anak lebih
banyak menghabiskan waktu bersama pengasuh atau malah
bermain sendiri di rumah.

Kecenderungan ini, menurut Daniel Amen, M.D., direktur medis The Center For
Effective Living, akan menimbulkan dampak sosial serius jika orang tua
tidak memberikan kepemimpinan yang kuat kepada anak-anak mereka. Psikiater
anak, remaja dan dewasa ini menyodorkan 10 panduan untuk membesarkan anak
secara sehat dalam keluarga dengan kedua orang tua bekerja.

1. Waktu.

   Hubungan orang tua-anak yang baik memerlukan waktu yang memungkinkan
mereka berkumpul     secara fisik. Tidak perlu berjam-jam. Yang penting,
orang tua secara konsisten meluangkan sedikit waktu bersama anak-anak
hampir setiap hari. Ketika bersama mereka, jauhkan gangguan dan
konsentrasikan perhatian kita kepada mereka. Waktu adalah tonggak penyangga
pengasuhan yang baik.

2. Jadilah pendengar yang baik.

   Bila anak-anak mengetahui bahwa kita benar-benar mendengarkan apa yang
mereka katakan, mereka akan lebih bersemangat untuk berbagi perasaan dan
pikiran. Sebaliknya, kalau orang tua merendahkan gagasan anaknya atau
"rajin" mengkritik kata-katanya, anak itu akan menarik diri dan memilih
lebih dekat pada teman. Karenanya, jika ingin memiliki pengaruh dalam
kehidupan anak, mari menjadi pendengar yang baik. Mereka akan menerima
kita bila kita membantu mereka memecahkan masalah.

3. Tentukan harapan yang jelas.

   Memberitahukan anak apa yang kita harapkan darinya akan membentuk
perilaku yang baik. Jangan ragu-ragu melibatkan mereka dalam pekerjaan
sehari-hari & untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas di lingkungan rumah.
Kebanyakan anak pasti akan mengeluh. Begitupun, kita harus berusaha agar
mereka senang dilibatkan. Pada anak yang berperan serta dalam urusan rumah
tangga, akan tumbuh etika kerja dan umumnya ia lebih merasa menjadi bagian
dari keluarga.

4. Jangan membiarkan rasa bersalah.

   Banyak orang tua merasa bersalah karena bekerja seharian di luar rumah.
Sebagai kompensasinya, mereka membiarkan anak berperilaku buruk & tidak
disiplin. Orang tua yang baik adalah yang tegas. Merasa bersalah merupakan
tindakan kontraproduktif.

5. Jangan menggantikan kasih sayang atau waktu dengan uang.

   Memang penting untuk mengajarkan anak-anak bagaimana mengelola
uang,tetapi jangan gunakan uang sebagai pengganti waktu atau kasih sayang
kita. Pesan materialistis di televisi mudah sekali merasuki anak &
membangkitkan keinginan mereka untuk membeli ini dan itu. Bagaimana kita
dapat membentengi mereka dari pengaruh buruk ini? Kita buat mereka untuk
selalu berusaha bila ingin memperoleh sesuatu. Sesuatu yang diperoleh
melalui bekerja, akan lebih terasa nilainya.

6. Jangan terlalu sering gonta-ganti pengasuh.

   1 dari kebutuhan psikologi yang penting pada anak adalah bahwa ia
terasuh dengan baik dan penuh kasih secara terus-menerus. Oleh karena itu
kita memerlukan pengasuh. Dengan menggunakan pengasuh, kecemasan kita akan
berkurang selama kita bekerja. Namun sebelum menyerahkan anak pada seorang
pengasuh, berikanlah kesempatan untuk terciptanya keakraban & kedekatan
antara anak dan si calon pengasuh. Sering gonta-ganti pengasuh dapat
membahayakan anak. Untuk mencari orang yang tepat atau situasi yang baik
bagi anak, kalau perlu, pergilah ke tempat yang jauh!

7. Kuncinya: pengawasan.

   Sering kali ketika ditinggalkan orang tua, anak terjerumus dalam
masalah. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak bermasalah sering berasal
dari keluarga yang kurang atau tidak diawasi. Anak-anak tidak begitu saja
tahu sejak lahir, mana perilaku baik, mana yang buruk. Mereka perlu diajari
& kemudian diawasi. Karenanya, sangatlah penting bagi orang tua untuk
mengetahui di mana anaknya, sedang bersama siapa, dan sedang ngapain.
Memang, anak sering mengeluh kalau ia diawasi ketat, tetapi anak-anak yang
tidak diawasi juga sering merasa bahwa orang tua mereka tidak peduli dengan
mereka!

8. Beri perhatian lebih saat ia baik.

   Ini bagian paling berat sebagai orang tua. Kita cenderung lebih
memperhatikan anak-anak ketika mereka menjengkelkan. Sebaliknya, jauh lebih
sulit untuk memperhatikan perilaku baik mereka. Namun, jika ingin anak
berperilaku baik, berilah perhatian pada hal-hal yang kita sukai dari
mereka. Kalau anak merasa diabaikan, secara bawah sadar ia akan berperilaku
salah untuk menarik perhatian kita. Memperhatikan mereka sewaktu mereka
baik, memang memerlukan usaha.

9. Hukuman itu untuk mendidik.

   Orang tua yang bekerja di luar rumah, cenderung mengalami kelelahan &
mudah jengkel. Maka mereka lebih mudah kehilangan kontrol terhadap
anak-anak. Ini dapat menimbulkan masalah. Jangan pernah menghukum anak
ketika kita sendiri tidak dapat mengontrol diri. Gunakan hukuman untuk
mendidik, bukan untuk melampiaskan kemarahan.

10. Berikan teladan dalam relasi.

    Anak belajar berelasi dari orang tua mereka. Mereka juga merasa paling
aman jika melihat orang tua saling memperlakukan pasangannya dengan baik.
Maka hal terbaik yang dapat dilakukan bagi anak-anak kita adalah mencintai
pasangan kita.




0 comments :

Post a Comment